Tingkatkan Produksi di Lahan Kering, BPTP Banten Padukan Berbagai Teknologi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Petani kerap disebut sebagai garda terdepan dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok masyarakat, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang sedang terjadi. Hal ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dalam hal penerapan teknologi yang akan membantu para petani dalam berproduksi.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk wilayah Banten tetap melaksanakan kegiatan baik yang bersifat pengkajian maupun diseminasi atau penyebarluasan informasi teknologi ke masyarakat luas meskipun dalam kondisi yang sangat terbatas.

Sebagai contoh, BPTP Banten tahun ini melakukan percontohan pertanaman jagung seluas 10 hektare (ha) pada Kawasan Pertanian berbasis Inovasi (KPI) di wilayah Kecamatan Gunungkencana yang dikenal memiliki lahan kering yang cukup luas. Tepatnya, di lokasi Kelompok Tani Desa Mandiri Benih (DMB) Makmur Bersama Desa Gunungkendeng dan di Gapoktan Tani Jaya Desa Kramat Jaya.

Udin Samsudin, Ketua KT DMB Makmur Bersama dan R. Safei, Ketua Gapoktan Tani Jaya saat ditemui di lokasi, Selasa (26/5/2020) mengaku merasa senang dan bersyukur karena jagung yang ditanam pada 13 April 2020 telah tumbuh dengan optimal. “Alhamdulillah, dengan menggunakan varietas NASA 29 dan teknologi budidaya lain dari BPTP, pertanaman jagung bisa optimal,” ungkap Udin.

Kegiatan KPI merupakan upaya untuk mengembangkan model bisnis melalui konsolidasi petani dan usahatani yang mampu memberikan nilai tambah, meningkatnya posisi tawar petani, memperkuat kelembagaan petani sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Di dalamnya inovasi pertanian yang menjadi titik ungkit pengembangan kawasan pertanian berbasis Inovasi sudah tersedia.

Menurut Pepi Nur Susilawaty, peneliti BPTP Banten sekaligus Penanggung Jawab kegiatan, selain pengenalan varietas NASA 29, teknologi yang diperkenalkan pada demfarm tersebut adalah pemupukan dengan rock phosphate yang merupakan sumber P alami yang mampu meningkatkan produksi sampai dengan lebih dari 15 ton/ha.

Pepi menambahkan bahwa rock phosphat mampu bertahan dalam tanah sampai 5 musim. “Hal ini sangat menguntungkan bagi petani apalagi di saat kesulitan mendapatkan pupuk P,” ujarnya. Teknologi lainnya yang diterapkan menurut Pepi adalah tanam sistem zig-zag yang bertujuan untuk meningkatkan populasi tanaman.

Kepala BPTP Banten, Ismatul Hidayah mengharapkan agar pertumbuhan jagung tersebut tetap optimal hingga petani sukses memanen hasilnya. “Untuk itu, petani dan penyuluh setempat diharapkan terlibat secara maksimal dalam memelihara pertanaman yang ada,” tambahnya.

Pelaksanaan pertanian percontohan di wilayah tersebut diawali dengan kegiatan identifikasi potensi sumberdaya lahan, kondisi biofisik, inovasi pertanian, komoditas unggulan dan kelembagaan petaninya. Selanjutnya disusun rancang bangun inovasi teknologi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.

Langkah berikutnya adalah melakukan implementasi beberapa inovasi teknologi yang bertujuan memberikan percontohan dalam meningkatkan produksi dan produktivitas serta kualitas hasil usahatani tanaman yang berbasis teknologi inovatif.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author