Budi Harsoyo, M.Si, Perintis Laboratorium GIS dan Remote Sensing BBMTC

Jika Anda berkunjung ke Laboratorium GIS (Geographic Information System) dan Remote Sensing BBMTC (Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca)-BPPT, maka ingatlah sosok Budi Harsoyo. Sejak bergabung di UPT Hujan Buatan-BPPT (sekarang BBMTC) pada 2005, Budi Harsoyo langsung ditugaskan Kepala UPTHB (saat itu dijabat oleh Asep Karsidi) untuk merintis berdirinya laboratorium tersebut. Berbekal pendidikan Sarjana Geografi Universitas Gajah Mada, Budi dinilai mumpuni untuk mengelola dan mengembangkan Laboratorium GIS dan Remote Sensing.

Sejak saat itu, pria kelahiran Cirebon,  9 November 1975 ini mulai menekuni bidang penelitian.  Dalam beberapa proyek penelitian, Budi tampil sebagai pemimpin proyek seperti penelitian pengembangan teknologi Water Bombing, program teknologi terpadu pemadaman kebakaran hutan dan kawasan (Integrated Fire Suppression Technology) pada 2008-2009. Juga memimpin proyek penelitian evaluasi hasil TMC, program teknologi pengendalian dan mitigasi dampak pemanasan global.

Budi pun terpacu melanjutkan jenjang pendidikan pasca sarjana di Institut Pertanian Bogor dengan memilih program studi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang relevan dengan bidang kerjanya. Setahun setelahnya, pada 2012, Budi Harsoyo langsung ditugaskan pada posisi struktural secara berturut-turut, yaitu sebagai  Kepala Seksi Pengelolaan Data – UPT Hujan Buatan BPPT, setahun berikutnya, ditugasi sebagai Kepala Sub Bagian Penyusunan Rencana – UPT Hujan Buatan BPPT. Kemudian, bertugas sebagai Kepala Sub Bagian Perencanaan – Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca  BPPT dan  hingga saat ini mengemban tugas PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Satker BBTMC.

Kendati demikian, mantan ketua umum Gegama (Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Geografi UGM) ini tetap terlibat dalam berbagai kegiatan penelitian, baik sebagai peneliti utama maupun manajer proyek. Rentang 2012-2016, pria yang gemar mendengarkan music cadas bergenre punk dan hardcore ini terjun dalam beberapa kegiatan penelitian, diantaranya penelitian simulasi sedimentasi dan analisis umur Waduk PLTA Kotapanjang dan penelitian pembuatan software aplikasi perhitungan hasil teknologi modifikasi cuaca

Proyek penelitian optimalisasi hasil operasional TMC, penelitian pengembangan metode TMC, model atmosfer dan pengembangan instrumentasi TMC serta penelitian layanan teknologi pengkajian dan penerapan teknologi pembuatan hujan.

Ayah dari dua orang putra ini juga turut ambil bagian sebagai peneliti utama dalam  penelitian penyusunan sistem informasi waduk atau danau PLTA di seluruh Indonesia berbasis WebGIS sebagai bahan masukan bagi strategi pengelolaan sumberdaya air melalui pemanfaatan TMC (2015) serta penelitian inovasi dan layanan teknologi mitigasi bencana hidrometeorologi bertaraf internasional.

Budi  juga mengikuti sejumlah pelatihan yang cukup lengkap, mulai dari latihan dan kursus pengenalan pemeliharaan pesawat Casa 212-200, pelatihan dasar Meteorologi, hingga pelatihan dasar Flight Scientist.

Keterlibatan dalam berbagai kegiatan penelitian, membuahkan penghargaan Satya Lancana Wira Karya  dari Presiden RI yang khusus diberikan untuk pegawai berprestasi (2014). Penghargaan lain, yaitu  Satya Lancana Karya Satya X Tahun (2015) dan Satya Lencana Pembangunan  sekaligus  menyandang Peneliti Madya pada 2017.

Budi Harsoyo yang tercatat anggota Masyarakat Hidrologi Indonesia (MHI) ini juga aktif membagikan buah pemikirannya dalam karya tulis ilmiah bersama tim BBTMC lainnya. Diantaranya,  buku berjudul “Efektivitas Teknologi Modifikasi Cuaca Untuk Mitigasi Banjir; Arti Penting Pengurangan Curah Hujan 30% Bagi Banjir Jakarta” terbitan BPPT Press, 2014, ISBN 978-602-1124-39-0. Buku berjudul “Peranan Teknologi Modifikasi Cuaca di Indonesia”, terbitan BPPT Press, 2014, ISBN 978-602-1124-38-3 serta sejumlah tulisan dalam jurnal ilmiah lainnya.

You May Also Like

More From Author