Menristekdikti Mohamad Nasir bersama Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe meresmikan Alat Produksi Air Siap Minum berbasis Teknologi Reverse Osmosis di Pesantren Mamba’ul Ma’arif, Jombang, Surabaya, Minggu (11/6/2017). Foto Kiki/Ristekdikti TV
Technology-indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan Alat Produksi Air Siap Minum berbasis Teknologi Reverse Osmosis di Pesantren Mamba’ul Ma’arif, Jombang, Surabaya, Minggu (11/6/2017). Produk inovasi karya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) ini mampu mengolah air sumur menjadi air siap minum.
Menristekdikti mengapresiasi lahirnya produk inovasi dari perguruan tinggi yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat. “Ada alasan penting saya menugaskan PPNS untuk mengimplementasikan hasil inovasinya di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif, agar ilmu yang dimiliki dapat ditularkan dan dapat meningkatkan kehidupan masyarakat pesantren,” ujarnya.
Menristekdikti berkomitmen terus mendukung pengembangan teknologi ini agar dapat diterapkan dan diimplementasikan ke masyarakat lebih luas. “Kementerian akan membantu pengembangan Inovasi Reverse Osmosis dengan dukungan pemberian alat dan pengurusan Hak Paten serta sertifikasi dan standardisasi dari BSN (Badan Standardisasi Nasional),” ujar Nasir
Menteri Nasir berharap pemasangan alat ini memacu para santri untuk lebih giat belajar. Para santri setelah selesai menimba ilmu di pondok pesantren diharapkan mampu berkontribusi bagi kemajuan masyarakat.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mengatakan data Kemenristekdikti menunjukkan ada 400 Perusahaan Pemula berbasis Teknologi (PPBT) pada 2017. Menurut Jumain, pondok pesantren juga merupakan entitas penting dalam tumbuh kembangnya PPBT di Indonesia. “Pada tahun 2018 akan mengalami peningkatan menjadi 900 PBBT, dan sebanyak 20% dari jumlah itu akan dikembangkan di Pondok Pesantren,” imbuh Jumain.
Jumain menjelaskan alat yang dihasilkan PPNS akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat pesantren karena akan menghemat biaya pengolahan air. “Selain itu tujuan kami memilih pondok pesantren sebagai tempat implementasi hasil inovasi teknologi tersebut adalah dalam rangka alih teknologi guna meningkatkan ilmu pengetahuan serta membangun kewirausahaan di lingkungan ponpes,“ pungkas Jumain.