Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ikut berpartisipasi dalam gelaran China National Nuclear Corporation (CNNC) Day, pada Expo 2020 Dubai. CNNC merupakan mitra resmi dari China Pavillion yang mengisi salah satu ruang eksibisi terbesar pada Expo 2020 Dubai.
Pada pameran dunia pertama di Timur Tengah ini, CNNC menampilkan berbagai solusi dan visi pemanfaatan energi nuklir untuk urban life yang dibagikan kepada komunitas nuklir global. Mengusung tema “Greeness, Innovations and Future” CNCC menyumbang pikiran pada energi nuklir yang bersih, desalinasi air laut, kesehatan, keamanan, dan kota pintar. Komitmen tersebut juga diusung pada presidensi G20 di Indonesia pada tahun ini.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyambut baik forum ini untuk mempromosikan pengembangan energi nuklir serta kerjasamanya secara internasional.
“Seperti kita ketahui bersama, R&D iptek nuklir di Indonesia telah beroperasi sejak akhir 1950-an, dan telah berkontribusi di berbagai sektor khususnya penelitian dan pengembangan nuklir yang dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang kini telah terintegrasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia,” ujar Handoko pada sambutannya (12/1/2022), seraya mengenalkan entitas BRIN.
Handoko juga menambahkan saat ini BRIN berwenang melakukan penelitian dan pengembangan, eksplorasi dan eksploitasi mineral radioaktif, produksi bahan baku untuk pembuatan bahan bakar nuklir, penelitian dan pengembangan untuk menyokong produksi radioisotop, serta pengelolaan limbah radioaktif.
Ia menyebutkan, berbagai program dan kegiatan penelitian difokuskan pada beberapa bidang penting seperti energi, pangan, kesehatan dan obat-obatan, sumber daya alam dan lingkungan, industri, serta penelitian bahan maju untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing negara.
“Semua kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional untuk tujuan damai dengan memperhatikan prinsip-prinsip keselamatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan,” tegasnya.
Dalam riset nuklir di bidang pangan, BATAN (sekarang BRIN) telah mengalami kemajuan luar biasa dalam mengembangkan varietas tanaman unggul melalui teknik pemuliaan mutasi radiasi. Sejak tahun 1970-an, kerja sama dengan FAO/IAEA telah dilakukan termasuk penerimaan bantuan peralatan canggih serta pelatihan ekstensif dalam penguasaan teknologi mutasi radiasi.
“Lebih dari lusinan varietas tanaman baru, seperti kedelai dan padi, telah dikembangkan melalui program tersebut,” terang Handoko.
“Layak untuk saya sampaikan juga, teknologi nuklir Indonesia telah berhasil mengembangkan berbagai sediaan obat radiofarmasi untuk rumah sakit dan kedokteran sebagai bentuk kontribusi sains dalam meningkatkan kualitas kesehatan hidup,” urainya.
Terkait kontribusi riset energi Handoko mengatakan bahwa telah lama dilakukan berbagai penelitian, pengembangan, dan studi kelayakan untuk mempersiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Untuk kegiatan tersebut, kerja sama dengan semua pihak telah dilakukan baik yang bersifat teknis keilmuwan, maupun dari sisi penerimaan publik.
CNNC, tentu saja menjadi salah satu mitra penting BRIN ditingkat internasional dalam peningkatan kapasitas SDM, penelitian, dan pengembangan. “Dalam konteks ini, misalnya, sejak 2016, BATAN/BRIN menjalin kesepakatan dengan INET untuk menjalin kemitraan strategis jangka panjang dan bersama-sama mendorong kerja sama untuk program HTGR,” ujarnya.
Rencana BRIN terdekat adalah pengembangan kawasan PUSPIPTEK menjadi pusat penelitian dan inovasi energi nuklir nasional dengan merevitalisasi fasilitas yang ada dan membangun fasilitas modern.
Fasilitas baru tersebut meliputi reaktor riset canggih dan laboratorium pendukung yang dapat melayani kebutuhan riset masa depan untuk mendukung pemanfaatan energi hijau dan pertumbuhan ekonomi biru. Selain itu, beberapa fasilitas akselerator partikel akan dibangun untuk mendukung penelitian di bidang kesehatan, lingkungan, pertanian, dan industri. (Sumber brin.go.id)