Pertanian merupakan sektor yang mengalami dampak paling serius akibat perubahan iklim. Untuk itu, Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai inovasi teknologi pertanian untuk mengantisipasi dampak tersebut.
Perubahan iklim mengancam produksi pangan masyarakat lokal. Cuaca yang tak menentu membuat petani sulit memperkirakan waktu untuk mengelola lahannya.
“Untuk menekan dampak perubahan iklim terhadap produksi pertanian, berbagai inovasi teknologi telah dikembangkan oleh berbagai instasi terkait. Diantaranya mengembangkan teknologi Biofertilizer dan BilPeat untuk meningkatkan produksi ketersediaan pangan,” katanya dalam diskusi “Inovasi Teknologi Pertanian untuk Ketahanan Pangan Menghadapi Perubahan Iklim”, Rabu (1/3).
Menurut dia, teknologi merupakan elemen penting dalam menghadapi iklim seperti saat ini, selain itu memberikan dukungan di bidang pertanian agar dapat tercapainya ketahanan pangan nasional.
“Beberapa peran teknologi dalam membantu sektor pertanian menghadapi perubahan iklim antara lain menciptakan rekayasa sumberdaya genetik agar dapat menghasilkan bibit unggul, teknologi pengelolaan lahan dan air, biogas dan masih banyak lagi,” katanya.
Sekjen DPP Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia, Riyono yang juga hadir dalam diskusi tersebut mengatakan, perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi dunia pertanian.
“Petani masih sangat minim memahami proses adaptasi (penyesuaian) terhadap perubahan iklim yang berdampak sistematik bagi hasil pertanian”, tambahnya.
Menurut dia, inovasi teknologi menjadi penting di saat pangan semakin berkurang, sayangnya, saat ini kurangnya informasi utuh tentang perubahan iklim dapat menghambat optimalisasi hasil produk pertanian dalam skala makro.
Sementara itu, Deputi Bidang Bioteknologi dan Agroindustri BPPT, Listyani Wijayanti menyatakan, teknologi diperlukan untuk mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional, terlebih dalam menghadapi perubahan iklim saat ini.
“Oleh sebab itu, teknologi menjadi elemen penting dalam memberikan dukungan terhadap pertanian,” ucapnya.
Diskusi Inovasi Teknologi Pertanian itu diprakarsai oleh Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mapiptek) bekerja sama dengan Balitbang Pertanian Kementan di ruang Auditorium Balitbang Pertanian, Jakarta. Pada kesempatan tersebut hadir pula Kepala Bidang Bina Operasi Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Budi Suhardi, DEA.