Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan vaksin ikan CapriVac Hydrogalaksi untuk pencegahan penyakit ikan saat gelaran RIFAFest di Bogor pada 2-3 September 2022. Vaksin ini dianggap memiliki keunggulan dalam pembentukan antibodi serta mudah diaplikasikan baik melalui penyuntikan maupun perendaman dengan pakan.
Tak hanya pada manusia, hewan, termasuk ikan pun memerlukan vaksin untuk mencegah paparan virus penyakit. Demikian pula dengan nila, ikan konsumsi air tawar ini juga memerlukan vaksin untuk mencegah berbagai penyakit.
Vaksin ikan CapriVac Hydrogalaksi dikembangkan oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), Pusat Riset Perikanan (Pusriskan), Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP.
Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta menuturkan bahwa BRPBATPP memiliki peran penting dalam menciptakan inovasi teknologi KP berupa paket teknologi yang inovatif dalam sistem produksi perikanan budidaya air tawar.
Salah satunya dengan melaksanakan kerja sama produksi massal vaksin CapriVac Hydrogalaksi dengan PT. Caprifarmindo Laboratories. Selain itu, BRPBATPP juga berperan dalam memberikan dukungan untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan serta pendampingan pelaku utama dan pelaku usaha KP
Sebagaimana informasi, ikan nila rentan terhadap dua penyakit yang timbul bersamaan (ko-infeksi), yaitu Motile Aeromonas Septicemia (MAS) dan Streptococcosis, dengan nilai angka kesakitan (insidensi) sebesar 60 persen dari total populasi nila.
CapriVac Hydrogalaksi merupakan vaksin inaktif yang mengandung strain bakteri Aeromonas hydrophila AHL0905-2 dan Streptococcus agalactiae N14G isolat lokal, yang mempunyai kemampuan melindungi ikan terhadap serangan penyakit MAS dan Streptococcosis. Vaksin ini merupakan hasil kerja sama BRPBATPP dengan PT Caprifarmindo Laboratories.
Berdasarkan hasil uji laboratorium, vaksin CapriVac Hydrogalaksi mampu menginduksi respon kebal spesifik (antibodi) pada nila dan meningkatkan kelangsungan hidup ikan lebih dari 10 persen.
Pengembangan vaksin kombinasi ini didasari dengan asumsi bahwa vaksin dapat memberikan perlindungan lebih baik dibandingkan hanya diberikan vaksin tunggalnya (vaksin A. hydrophila saja atau vaksin S. agalactiae saja).
CapriVac Hydrogalaksi saat ini telah memperoleh nomor registrasi KKP RI D 2206618 BKC (2022-2027) sebagai persyaratan teknis bahwa produk vaksin tersebut layak digunakan oleh masyarakat. Vaksin ini diharapkan dapat mendukung program pemerintah untuk pembangunan perikanan budidaya berkelanjutan.
Vaksin capriVac hydrogalaksi diformulasi dalam bentuk larutan sehingga mudah dalam aplikasi, baik secara injeksi (penyuntikan), perendaman maupun melalui pakan. Harapannya vaksin ini dapat diterapkan secara nasional melalui Gerakan Vaksinasi Ikan (Gervikan).
Berdasarkan hitungan kasar diperoleh potensi peningkatan produksi ikan nila sebesar (10 persen x 1, 2 juta ton (DJPB 2020)) = 120.000 ton, setara Rp 3 triliun per tahun (jika asumsi harga ikan nila Rp 25.000,-/kg).
Dukungan dari seluruh pihak pun diharapkan untuk mengembangkan perikanan budidaya air tawar, khususnya budidaya ikan nila agar dapat terus menggeliat dan lestari.