BPTP Aceh Produksi Benih Jagung Hibrida NASA 29

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh pada 2021 memproduksi benih sebar F1 jagung hibrida Nakula Sadewa (NASA) 29 seluas 1 hektare (ha) di Desa Saree Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Kegiatan ini ditargetkan menghasilkan benih 1 ton kelas F1 (ER).

Kegiatan tersebut telah dimonitoring dan evaluasi oleh Tim Monitoring dan Evaluasi kegiatan internal BPTP Aceh, Kepala BPTP Aceh, M. Ferizal bersama Dr Rachman Jaya (Koord.PE) pada hari Senin (7/6/2021).

Penanggung Jawab Kegiatan UPBS Firdaus menjelaskan bahwa produksi benih jagung hibrida NASA 29 menggunakan Galur Betina MAL03 dan Galur Jantan G102612 yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsareal) Maros. Galur Betina dan Jantan ditanam dengan perbandingan 4 : 1, artinya 4 baris tanaman galur betina diselingi satu baris tanaman Galur jantan.  

Tetua jantan ditanam lebih awal 5 hari pada 1 April 2021, sedangkan tetua bentina ditanam pada 5 April 2021. Jarak tanaman antar barisan 70 cm dan jarak tanam antar tanaman 20 cm.  

Pada umur tanaman 20 hari setelah tanam (HST) tanaman jagung diserang ulat grayak spidoptera sekitar 5%. Namun kesiapan tim UPBS dan petani penangkar, Mustaji dalam mengendalikan hama tersebut telah mampu mempertahankan pertumbuhan tanaman tumbuh dengan  subur.  

“Mudah mudahan produksi benih jagung hibrida NASA 29 seluas 1 hektare berhasil dengan baik,“ harap Firdaus.

Kepala BPTP Aceh, M. Ferizal setelah meninjau ke lapangan, mengharapkan BPTP Aceh dapat membina penangkar benih jagung hibrida di Saree Aceh. Teknologi produksi benih jagung hibrida dapat diadopsi oleh petani lain di sekitar lokasi kegiatan, sehingga kebutuhan benih jagung hibrida dapat diproduksi sendiri oleh petani.

Mustaji petani penangkar benih jagung hibrida NASA 29 Saree Aceh sangat mengharap BPTP Aceh untuk selalu mendampingi teknologi produksi jagung hibrida ini, karena harga benih jagung hibrida sangat jauh lebih mahal dibandingkan benih jagung non hibrida.

Daya Hasil Tinggi

Untuk meningkatkan produksi jagung diperlukan galur yang berdaya hasil tinggi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menciptakan jagung hibrida tongkol ganda dengan produksi dua kali lipat dari jagung biasa.

Jagung hibrida tongkol ganda merupakan hasil persilangan antara galur inbrida dengan kode G10.26-12 sebagai tetua betina dan MAL03 sebagai tetua jantan. Kedua galur tersebut dirakit oleh Tim Pemulia Jagung Balitbangtan.

Galur G10.26-12 dirakit dengan menggunakan populasi dasar dari rekombinasi delapan varietas jagung nasional yang dilakukan pada 2003 di Kebun Percobaan BB Biogen, Bogor. Sementara Galur MAL03 dirakit dari populasi dasar tahan penyakit Bulai. Pembentukan populasi dasar dilakukan pada tahun 1999 di Kebun Percobaan Maros.

Pada peringatan Hari Pangan Sedunia 29 Oktober 2016 Presiden Joko Widodo berkesempatan memberikan nama jagung hibrida tongkol ganda dengan nama “NASA (Nakula Sadewa) 29”.

NASA 29 memiliki umur panen 100 hst dengan warna biji kuning-oranye. Potensi hasil yang tinggi mencapai 13,5 ton/ha. Selain potensi hasil yang tinggi, jagung ini memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai, karat, dan hawar.

Keunggulan jagung hibrida tongkol ganda NASA 29 ini adalah stay green, yaitu warna batang dan daun di atas tongkol masih hijau saat biji sudah masak/waktu untuk panen sehingga dapat dimanfaatkan untuk pakan. Peningkatan hasil > 35% dari jagung hibrida tongkol dua dan rendemennya tinggi serta janggel yang keras. (Sumber BPTP Aceh)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author