Balitbangtan Kembangkan Bawang Putih Produktivitas Tinggi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kabupaten Tegal tepatnya di Dusun Karang Anyar, Desa Rembul, Kecamatan Bojong menjadi tempat ujicoba inovasi teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk bawang putih. Terhampar pada luasan 5.000 m2 di kaki gunung Selamet dengan ketinggian 1.500 mdpl, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) membuat demplot penanaman bawang putih varietas Lumbu Hijau dan Tawangmangu Baru.

Panen bawang putih varietas Tawangmangu Baru pada Selasa (1/10/2019) mampu menghasilkan 36 ton/hektar (ha), sementara varietas Lumbu Hijau dipanen 10 hari sebelumnya menghasilkan bawang putih sebanyak 29 ton/ha. Sebagai gambaran bahwa produksi rerata bawang putih secara nasional menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 8,7 ton/ha dan produktivitas bawang putih di China hanya 26 ton/ha pada kondisi basah.

Kepala Balitsa, Catur Hermanto menyampaikan bahwa demplot bawang putih tersebut merupakan upaya Balitbangtan dalam menyediakan dan menyiapkan teknologi untuk petani. “Tantangan utama budidaya bawang putih adalah kualitas dan tingginya biaya produksi,” ujarnya.

Unit cost produksi bawang putih di China adalah 8 ribu rupiah per kilogram, sementara di Indonesia bisa mencapai di atas 15 ribu rupiah perkilogramnya. Namun, Catur optimis varietas unggul ini bisa segera tersebar ke seluruh sentra bawang putih dan diadopsi oleh petani sehingga swasembada bawang putih tidak lagi hanya menjadi wacana.

Rofik Sinung Basuki peneliti senior Balitsa yang sudah malang melintang menggeluti bawang putih mengatakan bahwa untuk bisa swasembada bawang putih, Indonesia memerlukan lahan seluas 75 ribu hektar pada ketinggian 1.500 mdpl dengan asumsi produksi 10 ton/ha. “Sementara lahan bawang putih yang tersedia selama ini baru 2 ribu hektar.” tambahnya.

Karena itu dengan penerapan teknologi Balitbangtan yang menyebabkan peningkatan produksi sangat signifikan diharapkan tidak saja memberikan keuntungan yang berlimpah bagi petani tapi juga mampu mengefisienkan penggunaan lahan yang kian menyempit. (Uq)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author