Bogor, Technology-Indonesia.com – Navida Rahma Ramadhan, siswi MTS Negeri 1 Pontianak berhasil menjadi juara pertama Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) 2018 yang digelar Pusat Peraga Iptek (PP-Iptek) Kemenristekdikti pada 29-30 September 2018. Roket air rancangannya mendarat paling dekat dengan titik tengah zona sasaran yang berjarak 80 meter dari titik luncur dengan skor 0,88 meter.
Juara Kedua KRAN 2018 diraih oleh Anggi Rama Dani, siswa SMP Negeri 37 Bandar Lampung dengan skor 0.98 meter. Juara Ketiga diraih Nauval Muhammad Muzaki dari SMP Negeri I Magelang (skor 1,21 meter). Juara Harapan I, Irsyad Arif Firmansyah dari SMP Negeri I Magelang (skor 1,44 meter). Juara Harapan II, Irgi Hilman Abdillah dari MTS Khairul Ummah Jakarta (skor 1,90 meter). Juara Harapan III, Muhammad Razan Raditya dari SMP Negeri I Magelang (skor 2,47 meter).
Setelah berhasil menyisihkan 123 siswa dari 16 wilayah di Indonesia, Navida dan 5 pemenang lainnya berkesempatan mewakili Indonesia dalam ajang Kompetisi Roket Air Internasional pada ajang Asia-Pasific Regional Space Agency Forum (APRSAF) di Singapura, 2-4 November 2018.
KRAN 2018 terdiri dari 2 sesi yaitu pembuatan roket air pada 29 September 2018 di PP-Iptek, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Peluncuran roket air dilakukan di lapangan Pusat Teknologi Roket Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) di Rumpin Bogor pada Minggu (30/9/2018). Sebelum peluncuran roket air, para peserta antusias menyimak pemaparan mengenai teknologi roket dari peneliti Pusat Teknologi Roket Lapan.
Kepala Pusat Teknologi Roket Lapan, Sutrisno mengatakan kompetisi roket air merupakan ajang membangkitkan space-mindedness pada teknologi kedirgantaraan khususnya roket. Keantariksaan menjadi sangat penting sekali untuk bisa menyumbang program pembangunan.
“Semua tidak lepas dari keantariksaan mulai dari masalah komunikasi, transportasi, termasuk juga surveillance. Di kala bencana saat alat komunikasi mati, peran satelit vital sekali karena bisa menjadi ajang komunikasi. Untuk komunikasi, kita memiliki satelit Lapan Orari,” ungkap Sutrisno di sela acara peluncuran roket air oleh peserta KRAN 2018 di lapangan Pusat Teknologi Roket Lapan di Rumpin Bogor pada Minggu (30/9/2018).
Menurut Sutrisno, pemanfaatan teknologi roket sangat banyak sekali. Roket bisa untuk kendaraan ruang angkasa, membawa satelit, pertahanan, mengukur parameter atmosfer, serta edukasi. “Kompetisi roket air ini bagian dari edukasi dan pengenalan roket agar prinsip kerja roket bisa dipahami,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur PP-Iptek Mochammad Syachrial Annas mengatakan PP-Iptek sebagai science center pertama di Indonesia dan salah satu wahana pembelajaran iptek bagi masyarakat luas, khususnya generasi muda memiliki peran strategis dalam memajukan iptek di Indonesia.
“PP-Iptek karena massanya adalah anak didik, maka kami terus membudayakan sains dan teknologi sejak usia dini agar ketertarikan anak-anak lebih meningkat,” pungkasnya.