Technology-Indonesia.com – Merasa terlupakan/ Alam menyapa dengan hujan/ Angin kencang / Berakhir dengan luapan bah/ Menerjang segala rekayasa manusia.
Ya benar…/ Kita punya pasukan tanggap bencana/ Kita punya badan penanggulangan bencana/ Tapi kenapa tidak dimulai saja dari kita/ Gotong royong menjaga kebersihan lingkungan/ Menjaga serta melestarikan setelahnya.
Potongan pesan tersebut disampaikan tepat sebelum Tarian Cegah ditampilkan pada gelaran Budaya Sadar Bencana Melalui Kearifan Lokal dengan tema “Bersahabat dengan Alam, Maka Engkau Akan Jadi Sahabat Sejatinya” pada Sabtu (21/10/2023) di Lapangan Benteng, Kota Medan.
Pesan tersebut dilanjutkan dengan Tari Cegah, tari yang pada awal ceritanya menggambarkan sifat manusia yang sering kali melupakan kondisi alam dengan sering membuang sampah dan merusaknya. Karena hal itu, maka alam pun “menyapa” dengan hujan dan angin kencang, yang diikuti oleh banjir.
Pesan yang dibacakan mengingatkan masyarakat yang hadir, untuk bisa lebih peduli dengan alam dimulai dari diri sendiri dan keluarga, tidak hanya mengandalkan badan penanggulangan bencana yang ada.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan bersama Pemerintah Kota Medan mempersembahkan Budaya Sadar Bencana yang menyajikan beragam penampilan tarian dan musik tradisional yang mengangkat pesan-pesan kesiapsiagaan bencana. Kota Medan menjadi rangkaian penutup gelaran Budaya Sadar Bencana Tahun 2023 ini.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diwakili Sekretaris Utama BNPB, Dr. Rustian S.Si., Apt., M.Kes. menyampaikan, dengan adanya pagelaran ini diharapkan pesan-pesan kesiapsiagaan bencana dapat tersampaikan lebih dekat kepada masyarakat.
“Indonesia merupakan negara kepualaun terbesar yang memunculkan keberagaman budaya. Namun di sisi lain, negara kita juga merupakan laboratorium bencana. BNPB hadir dengan Pagelaran Budaya Sadar Bencana dengan harapan pesan-pesan kesiapsiagaan dapat tersampaikan lebih dekat dan masif,” kata Rustian dalam pembukaan acara.
Pada kesempatan itu, Rustian mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Medan dalam mengurangi risiko bencana dengan melakukan kegiatan seperti Gotong Royong Bersih-Bersih Sungai Deli.
“Kegiatan seperti ini harus lebih masif dilakukan dengan melibatkan multipihak atau yang sering kita sebut pentahelix. Karena memang penanggulangan bencana bukan hanya urusan BNPB, bukan hanya urusan pemerintah, tapi merupakan tanggung jawab bersama,” jelas Rustian.
Sejalan dengan itu, Walikota Medan Bobby Afif Nasution menyampaikan kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat diharapkan oleh warga Kota Medan dalam persiapan untuk mengurangi dampak bencana.
“Dengan mengenali adat istiadat kita, khususnya yang berhubungan dengan ketahanan bencana, maka akan mudah bagi kita untuk melakukan penerapan pengurangan risiko bencana dan pencegahannya,” jelas Bobby.
Setelah kegiatan secara resmi dibuka dengan membunyikan alat musik tradisional khas Kota Medan “Marwas”, kegiatan dilanjutkan dengan penampilan tari multietnis yang menggambarkan keberagaman suku dan budaya yang ada di Kota Medan.
Gabungan suku dan budaya tersebutlah yang nantinya bertanggungjawab akan keberlangsungan hidup masyarakat yang harus berdampingan dengan alam.
Di akhir pagelaran, disajikan Tari Manortor khas Tanah Deli yang menunjukkan kebersamaan dan saling menghargai manusia dengan alam.
Dalam kesempatan itu pula, BNPB memberikan bantuan berupa 1 unit mobil rescue. Bantuan diberikan secara simbolis oleh Anggota Komisi VIII DPR RI, H. M. Husni yang diserahkan langsung kepada Walikota Medan.