BNPB Gelar Geladi Ruang Hadapi Ancaman Gempa Akibat Sesar Lembang

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Untuk menghadapi ancaman bahaya gempa yang dipicu akivitas Sesar Lembang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengelar geladi ruang atau tabletop exercise (TTX) pada Selasa (23/4/2019) di Lembang, Jawa Barat. Geladi ruang ini bertujuan meningkatkan dan menyamakan pemahaman ancaman dan risiko bahaya Sesar Lembang.

“Perlunya meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan yang terkait, baik pemerintah, masyarakat, pakar, dunia usaha dan media terhadap sistem komando penanganan darurat bencana,” ujar Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja pada Selasa (23/4/2019).

Geladi ruang sebagai rangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana ini membahas upaya pemerintah setempat dalam menghadapi ancaman bahaya Sesar Lembang. Geladi ruang fokus pada tiga tema utama, yaitu kesiapsiagaan masyarakat, aktivitasi pos komando, dan koordinasi multipihak serta penggunaan anggaran.

Wisnu menambahkan, latihan ini juga untuk menguji dan mensikronisasi rancangan Ranperpres SOP penanganan darurat bencana, Renkon BPBD Provinsi Jawa Barat dan Rencana Tindakan Kontijensi Kodam III Siliwangi.

Terkait potensi gempa, wilayah Jawa Barat memiliki tiga sumber gempa, yaitu zona megathrust di selatan Jawa Barat, selatan Selat Sunda dan Sesar aktif di daratan. Terakhir sesar yang telah teridentifikasi adalah Sesar Baribis, Lembang dan Cimandiri.

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, sebanyak 26 kejadian gempa merusak dengan magnitudo 3.3 hingga 7.3 di wilayah Jawa Barat pada periode 1963 hingga 2018. Intensitas maksimum yang dapat ditimbulkan mencapai VIII MMI.

Sementara itu, Peneliti Geotek Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mudrik Daryono mencatat secara detail Sesar Lembang dengan menggunakan metode tektonik geomorfologi dan paleoseismologi, membagi Sesar Lembang menjadi enam bagian. Panjang keseluruhan dari bagian tersebut mencapai 29 km, mulai dari Cimeta, Cipogor, Cihideng, Gunung Batu, Cikapundang, dan Batu Lenceng.

Hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menunjukkan bahwa Sesar Lembang berpotensi terjadi gempa dengan magnitudo maksimum M 6.8.

Pada potensi tersebut, BMKG telah melakukan pemodelan peta tingkat guncangan atau shakemap. Skenario yang digunakan yaitu M 6.8 dengan kedalaman 10 km di zona Sesar Lembang. Pemodelan menunjukkan intensitas VII – VIII MMI.

Berdasarkan potensi dampak yang sangat besar, BMKG menekankan perlunya kewaspadaan terhadap pemerintah, dunia usaha dan masyarakat setempat. “Banyak sekolah, perkantoran, bangunan hotel sarana pariwisata, industri, dan sentra ekonomi di sepanjang jalur Sesar Lembang,” ujar Daryono pada sesi pembekalan geladi ruang pada Senin (22/4/2019).

Di samping membangun kesiapsiagan di tingkat pemangku kepentingan, BNPB dan pemerintah provinsi juga ingin membangun kesiapsiagaan masyarakat di wilayah Jawa Barat. Selain geladi ruang ini, BNPB juga menyelenggarakan beberapa kegiatan seperti bimbingan teknis wartawan dan Pembina pramuka, latihan tanggap darurat, peningkatan kapasitas sukarelawan, latihan evakuasi dan pemasangan rambu serta papan informasi bencana, khususnya terkait dengan potensi ancaman Sesar Lembang.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author